Senin, 06 Mei 2013

Makalah Kuang Senang Dengan Kondisi Sekolah,Kelas,Fasilitas Sekolah



MAKALAH
KURANG SENANG DENGAN KONDISI SEKOLAH,KELAS,FASILITAS SEKOLAH

DISUSUN OLEH :
NAMA              : ZAENUL BEHI
KELAS               : BK-III-D
NPM                 : 1111500232



KATA PENGANTAR



Assalamualaikum Wr. Wb

            Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya dan karena atas ijin-Nyalah penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.

            Tak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian makalah ini.

            Semoga tulisan ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya.

Wassalamualaikum Wr. Wb

                                                                Pemalang, 09 Januari 2013

Penulis


BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang
Dapat dimengerti bahwa kondisi belajar berpengaruh terhadap pembelajaran. Salah satu faktor penting untuk keberhasilan pembelajaran adalah terpenuhinya kondisi dan suasana belajar yang optimal. Tindakan manajemen kelas adalah tindakan yang dilakukan guru dalam rangka penyediaan kondisi yang optimal agar pembelajaran berlangsung efektif. Tindakan guru tersebut dapat berupa tindakan pencegahan yaitu dengan menyediakan kondisi lingkungan belajar yang baik, mengatur siswa, mengatur peralatan, dan lingkungan sosio-emosional.


B. Rumusan Masalah
1. Bagai manakah kondisi fisik yang baik dalam pembelajaran ?
2. Bagai manakah peran kondisi sosio-emosional dalam pembelajaran ?
3. Apa saja kondisi organisasional yang turut mempengaruhi kondisi belajar ?
4. Apa saja yang mempengaruhi kondisi administrasi teknik dalam manajemen           pembelajaran?


C. Tujuan penulisan
1. Mahasiswa dapat menjelaskan alasan bahwa kondisi fisik tempat belajar berpengaruh terhadap hasil belajar.
2. Mahasiswa dapat menjelaskan alasan kondisi sosio-emosional dan organisasional yang berpengaruh pada proses belajar.






BAB III
PEMBAHASAN


1. Kondisi dan Situasi belajar mengajar
a.) Kondisi fisik
Lingkungan fisik tempat belajar mempunyai pengaruh penting dalam hasil pembelajaran. Lingkungan fisik yang menguntungkan dan memenuhi syarat akan mendukung meningkatnya intensitas pembelajaran siswa dan mempunyai pengaruh positif terhadap pencapaian tujuan belajar. Kondisi dan lingkungan yang menjadi perhatian dan kepedulian dalam terciptanya pembelajaran sebagai berikut :

1. Ruang tempat berlangsungnya pembelajaran
Besarnya ruangan kelas sangat bergantung kepada beberapa hal antara lain : jenis kegiatan (kegiatan pertemuan tatap muka klasikal dalam kelas atau bekerja di ruang praktikum) dan jumlah siswa yang melakukan kegiatan (kegiatan bersama secara klasikal atau kegiatan dalam kelompok kecil). Ruang belajar yang merupakan tempat siswa dan guru melaksanakan kegiatan belajar mengajar meliputi ruang kelas, laboraturium, dan ruang auditorium (Dirjen PUOD dan Dirjen Dikdasmen, 1996:45).


• Ruang kelas
Syarat-syarat kelas yang baik adalah :
a. Rapi, bersih, sehat dan tidak lembab
b. Cukup cahaya dan sirkulasi udara
c. Sirkulasi udara cukup
d. Perabot dalam keadaan baik, cukup jumlahnya, dan ditata dengan rapi
e. Jumlah siswa tidak lebih dari 40 orang
f. Ukuran ruang kelas 8m x 7m
g. Dapat memberikan keleluasaan gerak, komunikasi pandangan dan pendengaran
h. Pengaturan perabot agar memungkinkan guru dan siswa dapat bergerak leluasa
i. Daun jendela tidak mengganggu lalu lintas
Terdapat beberapa syarat yang perlu diupayakan agar kelas nyaman dan menyenangkan :
a. Penataan ruang kelas
b. Perlengkapan kelas
Perlengkapan yang harus ada dan diperlukan di kelas meliputi : papan tulis dan penghapusnya, meja dan kursi guru, meja dan kursi siswa, almari kelas, jadwal pelajaran, papan absensi, daftar piket kelas, kalender pendidikan, gambar presiden dan wakil presiden serta lambang Garuda Pancasila, tempat cuci tangan dan lap tangan, tempat sampah, sapu lidi, sapu ijuk dan sulak, gambar-gambar lain / alat peraga dan kapur atau spidol.


• Ruang laboraturium
SD yang memiliki laboraturium, agar berfungsi sebagai tempat praktik, harus ditata dengan syarat-syarat sebagai berikut :
a. Tata letak peralatan kelas mudah diatur sesuai dengan keperluan pada setiap saat
b. Diatur sedemikian rupa sehingga mudah bergerak dan mudah dimanfaatkan
c. Fasilitas air dan penerangan cukup tersedia
d. Air limbah dari saluran ruang laboraturium tidak mencemari lingkungan sekitarnya
e. Tersedia lemari penyimpanan untuk bahan dan alat yang tidak digunakan sehari-hari
f. Lantai tidak licin dan dinding sebaiknya berwarna putih
g. Bahan yang membahayakan harus disimpan pada tempat yang aman


• Ruang auditorium / ruang serbaguna
Berfungsi sebagai tempat diskusi, harus diatur dengan baik dan dilengkapi dengan peralatan sebagai berikut :
a. Panggung pertunjukan
b. Ruang pakaian pria / wanita secara terpisah
c. Kamar mandi / WC Pria / wanita secara terpisah
d. Lantai harus datar dan tidak licin
e. Dinding aula harus dilapisi oleh lapsan peredam suara supaya suara tidak bergema
f. Bak pasir dan matras


2. Pengaturan tempat duduk
a. Pola berderet / berbaris-berjajar
Tipe pengaturan tempat duduk seperti ini cocok untuk pengajaran formal. Semua siswa duduk dalam deretan lurus dengan siswa yang tertinggi duduk dibelakang dan yang pendek duduk di depan.
Tempat duduk seperti ini memudahkan para siswa / guru bergerak dari deetan satu kederetan yang lain. Namun, terdapat kelemahan-kelemahan yaitu ; mengurangi keleluasaan siswa belajar siswa. Posisi guru membuat dirinya mempunyai otoritas mutlak dan memberikan pengaruh langsung yang besar pada siswa. Akhirnya siswa menjadi terlalu tergantung, tidak ada kegiatan kerja kelompok yang dapat dilakukan, dan komunikasi antarsiswa menjadi terbatas.
b. Pola susunan berkelompok
Pola ini memungkinkan siswa dapat berkomunikasi dengan mudah satu sama lain dan dapat berpindah dari kelompok satu ke kelompok lain. Otoritas guru berperan dalam posisi desentralisasi, guru hanya memberikan bimbingan pada siswa.
c. Pola formasi tapal kuda
Pola ini menempatkan posisi guru berada di tengah-tengah para siswanya. Pengaturan formasi ini memberikan kemudahan pada siswa untuk saling berkomunikasi dan berkonsultasi. Pola tapal kuda biasa dipakai jika pelajaran banyak memerlukan diskusi antarsiswa atau dengan guru.
d. Pola lingkaran atau persegi
Dalam pola lingkaran atau persegi biasanya tidak ada pemimpin kelompok. Bila ada yang harus direkam atau dicatat, bentuk pola inilah yang tepat. Seandainya ada sutau kegiatan / alat yang harus ditunjukkan / diperagakan, kegiatan atau alat itu dapat diletakkan di tengah-tengah sehingga mudah dilihat dan dikomentari oleh siswa.

3. Ventilasi dan pengaturan cahaya
Ventilasi harus cukup menjamin kesehatan siswa. Jendela harus cukup besar sehingga memungkinkan cahaya matahari masuk. Kapur tulis yang dipergunakan sebaiknya kapur yang bebas dari debu dan selalu bersih.

4. Pengaturan penyimpanan barang-barang
Barang-barang hendaknya disimpan pada tempat khusus yang mudah dicapai dan cara pengambilan dari tempat khusus hendaknya diatur sedemikian rupasehingga barang-barang tersebut segera dapat dipergunakan.

b). Kondisi sosio-emosional
* Tipe kepemimpinan
Tipe kepemimpinan yang lebih berat pada otoriter akan menghasilkan siswa yang apatis. Tetapi di pihak lain dapat menumbuhkan sikap yang agresif. Dengan tipe kepemimpinan yang otoriter siswa hanya akan aktif kalau ada guru dan kalau guru tidak mengawasi, karena itu semua aktifitas menjadi menurun. Aktivtas proses belajar mengajar sangat bergantung pada guru dan menuntut sangat bergantung pada guru dan menuntut sangat banyak perhatian dari guru.
Tipe kepemimpinan yang laizez-faire biasanya tidak produktif walaupun ada kepemimpinan. Dalam kepemimpinan tipe ini biasanya aktivitas siswa lebih produktif kalau gurunya tidak ada. Tipe ini cocok bagi siswa yang innerdirected dengan kondisi siswa tersebut aktif, penuh kemauan, berinisiatif, dan tidak selalu menunggu pengarahan.
Tipe kepemimpinan guru yang menekankan sikap demokratis lebih memungkinkan terbinanya sikap persahabatan guru dan siswa dengan dasar saling mempercayai. Dengan memperhatikan ke tiga model kepemimpinan diatas para guru (khususnya di indonesia), seharusnya mengembangkan asas-asas kepemimpinan yang ditawarkan oleh Ki Hajar Dewantara yaitu Ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, dan tut wuri handayani.
Selain itu, dalam upaya menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal, guru juga harus menempatkan diri sebagai : model, pengembang, perencana, pembimbing, dan fasilitator(Centra,1990).

• Sikap guru
Sikap guru haruslah sabar dan tetap bersahabat dengan siswa. Terimalah siswa dengan hangat dan berlaku adil dalam bertindak.

• Suara guru
Suara guru yang melengking tinggi atau demikian rendah sehingga tidak terdengar oleh siswa dari jarak yang agak jauh akan mengakibatkan suasana gaduh dan juga akan membosankan sehingga pelajaran cenderung tidak diperhatikan. Suara yang relatif rendah tetapi cukup jelas dengan volume suara yang penuh dan kedengarannya rileks akan mendorong siswa memperhatikan pelajaran.
• Pembinaan hubungan baik
c). Kondisi organisasional
Kegiatan rutin secara organisasional dilakukan baik tingkat kelas maupun tingkat sekolah akan mencegah timbulnya masalah dalam pengelolaan kelas. Pergantian pelajaran, ketika terjadi penggantian dalam pelajaran harus disikapi oleh guru karena dalam proses ini ada jeda (kekosongan) yang memungkinkan terjadinya interaksi yang tidak diharapkan dari siswa dengan siswa lainnya. Perlu disikapi dengan arif bahwa ketika mengahiri pelajaran guru tidak terlalu cepat karena guru selanjutnya apakah sudah tiba dan apabila belum maka masa jeda itu terlalu lama. Guru berhalangan hadir, guru yang berhalangan hadir akan menyebabkan terjadinya kekosongan dalam proses belajar mengajar. Untuk menghindari terjadinya keributan atau perilaku-perilaku yang tidak diharapkan dari siswa seperti berlarian kesanaha kemari menggangu kelas lain, dan menimbulkan kerusakan pada fasilitas kelas, maka guru piket harus paham apa yang terjadi dan mempersiapkan diri untuk menutup ketidakhadiran tersebut.
Masalah antar siswa, masalah antar siswa biasanya terjadi karena kondisi emosional yang tidak terkendali dan tidak terorganisasikan oleh guru. Guru harus memahami karakteristik dan potensi guru sehingga dapat dipahami keseluruhan perilaku masing-masing dan menekan munculnya konflik diantaranya.
Upacara bendera, pada saat upacara bendera siswa harus diorganisasikan berdasarkan tingkatan kelas sehingga mereka dapat tertib mengikuti kegiatan upacara bendera.
Kegiatan lain ; kesehatan dan kehadiran siswa, penyampaian informasi dari sekolah kepada guru dan siswa, peraturan sekolah yang baru, kegiatan rekreasi dan sosial.

b.) Kondisi Administrasi Teknik
Kondisi administrasi teknik akan turut mempengaruhi manajemen pembelajaran di dalam kelas. Daftar presensi, kerapihan, kebersihan dan keteraturan daftar presensi akan memberikan dukungan terhadap proses pembelajaran yang dilakukan. Keterdukungan dari sisi keteraturan dalam presensi akan memberikan efek psikologis terhadap siswa karena terjadi keadilan dalam perlakuan.
Ruang bimbingan siswa, ruang bimbingan siswa diarahkan untuk memberikan bantuan pada siswa yang secara emosional memiliki masalah. Hal terpenting dari ruang bimbingan adalah bagaimana ruang tersebut tidak menimbulkan ketakutan ketika harus berhubungan dengan guru disana.
Tempat baca, tempat baca merupakan bagian dari fasilitas yang memberikan kesempatan bagi siswa untuk berinteraksi dengan kawan-kawannya, dengan fasilitas dan guru.


Tempat sampah, tempat sampah yang bersih ditempatkan di tempat yang tepat dan tidak menggangu kegiatan belajar maupun bermain siswa, akan memberikan dukungan terhadap pencapaian tujuan pembelajaran di kelas. Bau sampah, berserakan dimana-mana, siswa tidak mengetahui tempat penyimpanan sampah atau karena tidak ada tempat sampah akan berakibat buruk pada kondisi sosio-emosional dan fisik siswa. Catatan pribadi siswa, catatan pribadi adalah alat berinteraksi guru dengan siswanya. Perlakuan-perlakuan khusus yang dibutuhkan untuk masing-masing siswa dapat dilihat dari catatan-catatan tentang siswa.


 BAB IV
PENUTUP

A.    Simpulan
Lingkungan fisik yang menguntungkan dan memenuhi syarat akan mendukung meningkatnya intensitas pembelajaran siswa dan mempunyai pengaruh positif terhadap pencapaian tujuan belajar seperti : Ruang tempat berlangsungnya pembelajaran (ruang kelas, laboraturium, dan auditorium), Pengaturan tempat duduk (pola berderet, susunan berkelompok, tapal kuda, lingkaran / peersegi), ventilasi dan pengaturan cahaya, dan pengaturan penyimpanan barang-barang.


• Kondisi sosio-emosional : tipe kepemimpinan, sikap guru dan suara guru.
• Kondisi organisasional : pergantian pelajaran, guru berhalangan hadir, masalah antarsiswa, dan upacara bendera.
• Administrasi teknik : daftar presensi, ruang bimbingan siswa, tempat baca, catatan pribadi siswa.

B. Saran
Kita sebagai calon guru, yang nantinya sebagai guru diharapkan dengan mempelajari dan mengetahui pengaturan kondisi sekolah,kelas,fasilitas sekolah dan penciptaan iklim belajar yang menunjang, dapat menciptakan kondisi kelas baik secara fisik, sosio-emosional, organisasional, dan kondisi administrasi teknik yang menyenangkan atau memungkinkan sehingga para peserta didik dapat mencapai tujuan-tujuan belajar yang ingin dicapai secara efisien dan optimal.







Daftar Pustaka
Ekosiswoyo, Rasdi. & Maman Ranchman. 2000. Manajemen kelas. Semarang: cv. Ikip semarang press
Missmelind, 2011. Pengaturan kondisi dan penciptaan klim belajar yang menunjang. http://missmelind.blogspot.com/2011_03_01_archive.html. diakses tanggal 18 September 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar