MAKALAH
KURANG SENANG DENGAN KONDISI SEKOLAH,KELAS,FASILITAS
SEKOLAH
DISUSUN OLEH :
NAMA :
ZAENUL BEHI
KELAS :
BK-III-D
NPM :
1111500232
KATA
PENGANTAR
Assalamualaikum
Wr. Wb
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat
Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya dan karena atas
ijin-Nya’lah penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya.
Tak lupa penulis ucapkan terima
kasih kepada seluruh pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian
makalah ini.
Semoga tulisan ini dapat bermanfaat
sebagaimana mestinya.
Wassalamualaikum
Wr. Wb
Pemalang,
09 Januari 2013
Penulis
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dapat
dimengerti bahwa kondisi belajar berpengaruh terhadap pembelajaran. Salah satu
faktor penting untuk keberhasilan pembelajaran adalah terpenuhinya kondisi dan
suasana belajar yang optimal. Tindakan manajemen kelas adalah tindakan yang
dilakukan guru dalam rangka penyediaan kondisi yang optimal agar pembelajaran
berlangsung efektif. Tindakan guru tersebut dapat berupa tindakan pencegahan
yaitu dengan menyediakan kondisi lingkungan belajar yang baik, mengatur siswa,
mengatur peralatan, dan lingkungan sosio-emosional.
B. Rumusan Masalah
1. Bagai manakah kondisi fisik yang baik dalam pembelajaran
?
2. Bagai manakah peran kondisi sosio-emosional dalam
pembelajaran ?
3. Apa saja kondisi organisasional yang turut
mempengaruhi kondisi belajar ?
4. Apa saja yang mempengaruhi kondisi administrasi teknik
dalam manajemen pembelajaran?
C. Tujuan penulisan
1. Mahasiswa dapat menjelaskan alasan bahwa kondisi fisik
tempat belajar berpengaruh terhadap hasil belajar.
2. Mahasiswa dapat menjelaskan alasan kondisi
sosio-emosional dan organisasional yang berpengaruh pada proses belajar.
BAB
III
PEMBAHASAN
1. Kondisi dan Situasi belajar mengajar
a.) Kondisi fisik
Lingkungan fisik tempat belajar mempunyai
pengaruh penting dalam hasil pembelajaran. Lingkungan fisik yang menguntungkan
dan memenuhi syarat akan mendukung meningkatnya intensitas pembelajaran siswa
dan mempunyai pengaruh positif terhadap pencapaian tujuan belajar. Kondisi dan
lingkungan yang menjadi perhatian dan kepedulian dalam terciptanya pembelajaran
sebagai berikut :
1. Ruang tempat berlangsungnya pembelajaran
Besarnya
ruangan kelas sangat bergantung kepada beberapa hal antara lain : jenis
kegiatan (kegiatan pertemuan tatap muka klasikal dalam kelas atau bekerja di
ruang praktikum) dan jumlah siswa yang melakukan kegiatan (kegiatan bersama
secara klasikal atau kegiatan dalam kelompok kecil). Ruang belajar yang
merupakan tempat siswa dan guru melaksanakan kegiatan belajar mengajar meliputi
ruang kelas, laboraturium, dan ruang auditorium (Dirjen PUOD dan Dirjen
Dikdasmen, 1996:45).
• Ruang kelas
Syarat-syarat
kelas yang baik adalah :
a. Rapi, bersih,
sehat dan tidak lembab
b. Cukup cahaya
dan sirkulasi udara
c. Sirkulasi
udara cukup
d. Perabot dalam
keadaan baik, cukup jumlahnya, dan ditata dengan rapi
e. Jumlah siswa
tidak lebih dari 40 orang
f. Ukuran ruang
kelas 8m x 7m
g. Dapat
memberikan keleluasaan gerak, komunikasi pandangan dan pendengaran
h. Pengaturan
perabot agar memungkinkan guru dan siswa dapat bergerak leluasa
i. Daun jendela
tidak mengganggu lalu lintas
Terdapat
beberapa syarat yang perlu diupayakan agar kelas nyaman dan menyenangkan :
a. Penataan
ruang kelas
b. Perlengkapan
kelas
Perlengkapan
yang harus ada dan diperlukan di kelas meliputi : papan tulis dan penghapusnya,
meja dan kursi guru, meja dan kursi siswa, almari kelas, jadwal pelajaran,
papan absensi, daftar piket kelas, kalender pendidikan, gambar presiden dan
wakil presiden serta lambang Garuda Pancasila, tempat cuci tangan dan lap
tangan, tempat sampah, sapu lidi, sapu ijuk dan sulak, gambar-gambar lain /
alat peraga dan kapur atau spidol.
• Ruang laboraturium
SD yang memiliki
laboraturium, agar berfungsi sebagai tempat praktik, harus ditata dengan
syarat-syarat sebagai berikut :
a. Tata letak peralatan kelas mudah diatur sesuai dengan keperluan pada setiap saat
b. Diatur sedemikian rupa sehingga mudah bergerak dan mudah dimanfaatkan
c. Fasilitas air dan penerangan cukup tersedia
d. Air limbah dari saluran ruang laboraturium tidak mencemari lingkungan sekitarnya
e. Tersedia lemari penyimpanan untuk bahan dan alat yang tidak digunakan sehari-hari
f. Lantai tidak licin dan dinding sebaiknya berwarna putih
g. Bahan yang membahayakan harus disimpan pada tempat yang aman
a. Tata letak peralatan kelas mudah diatur sesuai dengan keperluan pada setiap saat
b. Diatur sedemikian rupa sehingga mudah bergerak dan mudah dimanfaatkan
c. Fasilitas air dan penerangan cukup tersedia
d. Air limbah dari saluran ruang laboraturium tidak mencemari lingkungan sekitarnya
e. Tersedia lemari penyimpanan untuk bahan dan alat yang tidak digunakan sehari-hari
f. Lantai tidak licin dan dinding sebaiknya berwarna putih
g. Bahan yang membahayakan harus disimpan pada tempat yang aman
• Ruang
auditorium / ruang serbaguna
Berfungsi
sebagai tempat diskusi, harus diatur dengan baik dan dilengkapi dengan
peralatan sebagai berikut :
a. Panggung
pertunjukan
b. Ruang pakaian
pria / wanita secara terpisah
c. Kamar mandi /
WC Pria / wanita secara terpisah
d. Lantai harus
datar dan tidak licin
e. Dinding aula
harus dilapisi oleh lapsan peredam suara supaya suara tidak bergema
f. Bak pasir dan
matras
2. Pengaturan tempat duduk
a. Pola berderet
/ berbaris-berjajar
Tipe
pengaturan tempat duduk seperti ini cocok untuk pengajaran formal. Semua siswa
duduk dalam deretan lurus dengan siswa yang tertinggi duduk dibelakang dan yang
pendek duduk di depan.
Tempat
duduk seperti ini memudahkan para siswa / guru bergerak dari deetan satu
kederetan yang lain. Namun, terdapat kelemahan-kelemahan yaitu ; mengurangi
keleluasaan siswa belajar siswa. Posisi guru membuat dirinya mempunyai otoritas
mutlak dan memberikan pengaruh langsung yang besar pada siswa. Akhirnya siswa
menjadi terlalu tergantung, tidak ada kegiatan kerja kelompok yang dapat
dilakukan, dan komunikasi antarsiswa menjadi terbatas.
b. Pola susunan
berkelompok
Pola
ini memungkinkan siswa dapat berkomunikasi dengan mudah satu sama lain dan dapat berpindah
dari kelompok satu ke kelompok lain. Otoritas guru berperan dalam posisi
desentralisasi, guru hanya memberikan bimbingan pada siswa.
c. Pola formasi
tapal kuda
Pola
ini menempatkan posisi guru berada di tengah-tengah para siswanya. Pengaturan
formasi ini memberikan kemudahan pada siswa untuk saling berkomunikasi dan
berkonsultasi. Pola tapal kuda biasa dipakai jika pelajaran banyak memerlukan
diskusi antarsiswa atau dengan guru.
d. Pola
lingkaran atau persegi
Dalam
pola lingkaran atau persegi biasanya tidak ada pemimpin kelompok. Bila ada yang harus
direkam atau dicatat, bentuk pola inilah yang tepat. Seandainya ada sutau kegiatan / alat yang
harus ditunjukkan / diperagakan, kegiatan atau alat itu dapat diletakkan di
tengah-tengah sehingga mudah dilihat dan dikomentari oleh siswa.
3.
Ventilasi dan pengaturan cahaya
Ventilasi
harus cukup menjamin kesehatan siswa. Jendela harus cukup besar sehingga
memungkinkan cahaya matahari masuk. Kapur tulis yang dipergunakan sebaiknya
kapur yang bebas dari debu dan selalu bersih.
4. Pengaturan
penyimpanan barang-barang
Barang-barang
hendaknya disimpan pada tempat khusus yang mudah dicapai dan cara pengambilan
dari tempat khusus hendaknya diatur sedemikian rupasehingga barang-barang
tersebut segera dapat dipergunakan.
b). Kondisi sosio-emosional
* Tipe
kepemimpinan
Tipe
kepemimpinan yang lebih berat pada otoriter akan menghasilkan siswa yang
apatis. Tetapi di pihak lain dapat menumbuhkan sikap yang agresif. Dengan tipe
kepemimpinan yang otoriter siswa hanya akan aktif kalau ada guru dan kalau guru
tidak mengawasi, karena itu semua aktifitas menjadi menurun. Aktivtas proses
belajar mengajar sangat bergantung pada guru dan menuntut sangat bergantung
pada guru dan menuntut sangat banyak perhatian dari guru.
Tipe
kepemimpinan yang laizez-faire biasanya tidak
produktif walaupun ada kepemimpinan. Dalam kepemimpinan tipe ini biasanya
aktivitas siswa lebih produktif kalau gurunya tidak ada. Tipe ini cocok bagi
siswa yang innerdirected dengan kondisi siswa tersebut aktif, penuh kemauan, berinisiatif,
dan tidak selalu menunggu pengarahan.
Tipe
kepemimpinan guru yang menekankan sikap demokratis lebih memungkinkan
terbinanya sikap persahabatan
guru dan siswa dengan dasar saling mempercayai. Dengan memperhatikan ke tiga
model kepemimpinan diatas para guru (khususnya di indonesia), seharusnya
mengembangkan asas-asas kepemimpinan yang ditawarkan oleh Ki Hajar Dewantara
yaitu Ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, dan tut wuri handayani.
Selain itu, dalam upaya menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal, guru juga harus menempatkan diri sebagai : model, pengembang, perencana, pembimbing, dan fasilitator(Centra,1990).
Selain itu, dalam upaya menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal, guru juga harus menempatkan diri sebagai : model, pengembang, perencana, pembimbing, dan fasilitator(Centra,1990).
•
Sikap guru
Sikap
guru haruslah sabar dan tetap bersahabat dengan siswa. Terimalah siswa dengan
hangat dan berlaku adil dalam bertindak.
• Suara guru
Suara
guru yang melengking tinggi atau demikian rendah sehingga tidak terdengar oleh
siswa dari jarak yang agak jauh akan mengakibatkan suasana gaduh dan juga akan
membosankan sehingga pelajaran cenderung tidak diperhatikan. Suara yang relatif
rendah tetapi cukup jelas dengan volume suara yang penuh dan kedengarannya
rileks akan mendorong siswa memperhatikan pelajaran.
• Pembinaan
hubungan baik
c). Kondisi
organisasional
Kegiatan
rutin secara organisasional dilakukan baik tingkat kelas maupun tingkat sekolah
akan mencegah timbulnya masalah dalam pengelolaan kelas. Pergantian pelajaran,
ketika terjadi penggantian dalam pelajaran harus disikapi oleh guru karena
dalam proses ini ada jeda (kekosongan) yang memungkinkan terjadinya interaksi
yang tidak diharapkan dari siswa dengan siswa lainnya. Perlu disikapi dengan
arif bahwa ketika mengahiri pelajaran guru tidak terlalu cepat karena guru
selanjutnya apakah sudah tiba dan apabila belum maka masa jeda itu terlalu lama.
Guru berhalangan hadir, guru yang berhalangan hadir akan menyebabkan terjadinya
kekosongan dalam proses belajar mengajar. Untuk menghindari terjadinya
keributan atau perilaku-perilaku yang tidak diharapkan dari siswa seperti
berlarian kesanaha kemari menggangu kelas lain, dan menimbulkan kerusakan pada
fasilitas kelas, maka guru piket harus paham apa yang terjadi dan mempersiapkan
diri untuk menutup ketidakhadiran tersebut.
Masalah
antar siswa, masalah antar siswa biasanya terjadi karena kondisi emosional yang
tidak terkendali dan tidak terorganisasikan oleh guru. Guru harus memahami
karakteristik dan potensi guru sehingga dapat dipahami keseluruhan perilaku
masing-masing dan menekan munculnya konflik diantaranya.
Upacara
bendera, pada saat upacara bendera siswa harus diorganisasikan berdasarkan
tingkatan kelas sehingga mereka dapat tertib mengikuti kegiatan upacara
bendera.
Kegiatan lain ; kesehatan dan kehadiran siswa, penyampaian informasi dari sekolah kepada guru dan siswa, peraturan sekolah yang baru, kegiatan rekreasi dan sosial.
Kegiatan lain ; kesehatan dan kehadiran siswa, penyampaian informasi dari sekolah kepada guru dan siswa, peraturan sekolah yang baru, kegiatan rekreasi dan sosial.
b.) Kondisi Administrasi Teknik
Kondisi
administrasi teknik akan turut mempengaruhi manajemen pembelajaran di dalam
kelas. Daftar presensi, kerapihan, kebersihan dan keteraturan daftar presensi
akan memberikan dukungan terhadap proses pembelajaran yang dilakukan.
Keterdukungan dari sisi keteraturan dalam presensi akan memberikan efek
psikologis terhadap siswa karena terjadi keadilan dalam perlakuan.
Ruang
bimbingan siswa, ruang bimbingan siswa diarahkan untuk memberikan bantuan pada
siswa yang secara emosional memiliki masalah. Hal terpenting dari ruang
bimbingan adalah bagaimana ruang tersebut tidak menimbulkan ketakutan ketika
harus berhubungan dengan guru disana.
Tempat
baca, tempat baca merupakan bagian dari fasilitas yang memberikan kesempatan
bagi siswa untuk berinteraksi dengan kawan-kawannya, dengan fasilitas dan guru.
Tempat
sampah, tempat sampah yang bersih ditempatkan di tempat yang tepat dan tidak
menggangu kegiatan belajar maupun bermain siswa, akan memberikan dukungan
terhadap pencapaian tujuan pembelajaran di kelas. Bau sampah, berserakan
dimana-mana, siswa tidak mengetahui tempat penyimpanan sampah atau karena tidak
ada tempat sampah akan berakibat buruk pada kondisi sosio-emosional dan fisik
siswa. Catatan pribadi siswa, catatan pribadi adalah alat berinteraksi guru
dengan siswanya. Perlakuan-perlakuan khusus yang dibutuhkan untuk masing-masing
siswa dapat dilihat dari catatan-catatan tentang siswa.
BAB
IV
PENUTUP
A.
Simpulan
Lingkungan fisik yang
menguntungkan dan memenuhi syarat akan mendukung meningkatnya intensitas
pembelajaran siswa dan mempunyai pengaruh positif terhadap pencapaian tujuan
belajar seperti : Ruang tempat berlangsungnya pembelajaran (ruang kelas,
laboraturium, dan auditorium), Pengaturan tempat duduk (pola berderet, susunan
berkelompok, tapal kuda, lingkaran / peersegi), ventilasi dan pengaturan
cahaya, dan pengaturan penyimpanan barang-barang.
• Kondisi sosio-emosional : tipe kepemimpinan, sikap guru dan suara guru.
• Kondisi
organisasional : pergantian pelajaran, guru berhalangan hadir, masalah
antarsiswa, dan upacara bendera.
• Administrasi
teknik : daftar presensi, ruang bimbingan siswa, tempat baca, catatan pribadi
siswa.
B. Saran
B. Saran
Kita
sebagai calon guru,
yang nantinya sebagai guru diharapkan dengan mempelajari dan
mengetahui pengaturan kondisi
sekolah,kelas,fasilitas sekolah dan penciptaan iklim
belajar yang menunjang, dapat menciptakan kondisi kelas baik secara fisik,
sosio-emosional, organisasional, dan kondisi administrasi teknik yang
menyenangkan atau memungkinkan sehingga para peserta didik dapat mencapai
tujuan-tujuan belajar yang ingin dicapai secara efisien dan optimal.
Daftar Pustaka
Ekosiswoyo,
Rasdi. & Maman Ranchman. 2000. Manajemen kelas. Semarang: cv. Ikip semarang
press
Missmelind, 2011. Pengaturan kondisi dan penciptaan klim belajar yang menunjang. http://missmelind.blogspot.com/2011_03_01_archive.html. diakses tanggal 18 September 2012
Missmelind, 2011. Pengaturan kondisi dan penciptaan klim belajar yang menunjang. http://missmelind.blogspot.com/2011_03_01_archive.html. diakses tanggal 18 September 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar