LAPORAN
HASIL TES KRAEPLIN
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Puja dan puji syukur tester panjatkan
kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya
sehingga tester dapat menyelesaikan dan menyusun laporan ini dengan baik.
Dalam
laporan hasil Tes Kraeplin dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Praktikum BK Karir. Serta untuk dapat mengetahui apa, bagaimana, dan tujuan dari
tes kraeplin.
Laporan ini terselesaikan tidak terlepas dari
bantuan berbagai pihak.Oleh karena itu pada kesempatan ini tester mengucapkan
terima kasih kepada:
Bapak Abdul Chamid,S.Pd. Kons selaku dosen
pengampu mata kuliah Praktikum BK Karir.
Testee yang telah membantu terselesaikannya
laporan ini.
Semua pihak luar yang telah membantu.
Tester menyadari masih banyak kekurangan di
dalam laporan Tes Kraeplin ini. Oleh karena itu, tester mengharapkan kritik dan
saran dari dosen pengampu yang bersifat untuk memperbaiki dalam menyusun
laporan-laporan selanjutnya. Mudah-mudahan laporan ini berguna dan bermanfaat
bagi tester dan semua pembaca yang budiman.
Wa’alaikumussalam Wr. Wb
Pemalang,03
Januari 2012
BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang
Dapat dimengerti bahwa karir seseoarang selalu
berubah-ubah, karena terpengaruh terhadap lingkungan, lingkungan keluarga, atau
lingkungan sekitarnya. Salah satu faktor yang bisa mempengaruhi karir adalah
orang yang paling terdekat. Dan dengan adannya tes kraeplin ini tes ter bisa
mengetahui arah karir tes tee. Dan tes ter bisa mengukur tingkat stabilitas dari
tingkat ke tingkat tes tee tesebut. Di dalam kehidupan pasti ada ke inginan
yang kuat, yang harus selalu di lakukan dan di ciptakan.
Tujuan Penulis
Mengetahui pengertian Tes Kraeplin dan
Instrumen Tes
Mengetahui Arah Karir Tes Tee
Mengukur tingkat stabilitas dari tingkat ke
tingkat tes tee
Rumusan Masalah
Bagaimana kondisi fisik tes tee dalam ketahanan
kerja, ketelitian, kecepatan, kestabilan, dalam ber karir?
Bagaimana hasil tes tee setelah di beri tes
kraeplin?
BAB II
INSTRUMEN TES
A. Instrumen Tes
Teknik tes merupakan suatu kenyataan bahwa
manusia dalam hidupnya berbeda antara individu yang satu dengan individu
lainnya. Tidak ada dua individu yang persisi sama, baik dari segi fisik maupun
segi psikisnya.
Dengan adanya perbedaan individu itu, maka
perlu diciptakan alat untuk mendiagnosis atau mengukur keadaan individu, dan
alat pengukur itulah yang lazim disebut tes. Dengan alat pengukur itulah yang
berupa tes tersebut, maka orang akan berhasil mengetahui adanya perbedaan antar
individu. Karena adanya aspek psikis yang berbeda-beda yang dapat membedakan
individu yang satu dengan individu yang lain, maka kemudian timbul pula
bermacam-macam tes.
1. Pengertian Tes
Secara harfiah, kata “tes” berasal dari bahasa
Perancis Kuno : testum dengan arti :”piring untuk menyisihkan logam-logam
mulia, dalam bahasa Inggris ditulis dengan test yang dalam bahasa Indonesia
diterjemahkan dengan “tes”,”ujian”,atau”percobaan”. Testing berarti saat
dilaksanakannya atau peristiwa berlangsungnya pengukuran dan penilaian. Tester
adalah orang yang melaksanakan tes atau pembuat tes. Testee adalah pihak yang
dikenai tes (peserta tes).
Dari segi istilah, menurut Anne Anastasi dalam karya tulisnya berjudul
Psychological Testing, yang dimaksud dengan tes adalah alat pengukur yang
mempunyai standar yang obyektif sehingga dapat digunakan secara meluas, serta
dapat betul-betul digunakan untuk mengukur dan membandingkan keadaan psikis
atau tingkah laku individu.
Dalam dunia evaluasi pendidikan, yang dimaksud
dengan tes adalah cara atau prosedur dalam pengukuran dan penilaian di bidang
pendidikan, yang berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas/baik berupa
pertanyaan-pertanyaan (yang harus dijawab), atau perintah-perintah oleh testee,
sehingga dapat dihasilkan nilai yang melambangkan tingkah laku atau prestasi
testee, nilai mana dapat dibandingkan dengan nilai-nilai yang dicapai oleh
testee lainnya, atau dibandingkan dengan nilai standar tertentu.
2.
Persyaratan Tes
Tes diusahakan mengikuti aturan tentang
suasana, cara, dan prosedur yang telah ditentukan namun tes itu sendiri
mengandung kelemahan-kelemahan.
Adakalanya tes
(secara psikologis terpaksa) menyinggung pribadi seseorang
Tes
menimbulkan kecemasan sehingga mempengaruhi hasil belajar
Tes mengategorikan
siswa secara tetap
Tes tidak
mendukung kecemerlangan dan daya kreasi siswa
Tes hanya
mengukur aspekk tingkah laku yang sangat terbatas
3. Klasifikasi Tes
Tes dapat diklasifikasikan atas :
• Bagaimana ia
diadministrasikan (tes individual atau kelompok)
• Bagaimana ia di skor (tes
objektif atau tes subjektif)
• Respon apa yang ditekankan
(kemampuan atau kecepatan)
• Tipe respon yang bagaimana yang
harus dikerjakan subjek (tes unjuk kerja atau tes kertas dan pensil )
• Apa yang akan diukur (tes sampel atau
tes sign)
• Hakikat dari kelompok yang akan
diperbandingkan ( tes buatan guru atau tes baku)
4. Ciri-ciri Tes
1.Validitas
2. Reliabilitas
3. Objektifitas
4. Praktis
5. Ekonomis
5. Penggolongan Tes
Berdasarkan fungsi
Tes seleksi
Tes seleksi sering dikenal dengan istilah
“ujian saringan” atau “ujian masuk”. Tes ini dilaksanakan dalam rangka
penerimaan calon siswa baru, dimana hasil tes digunakan untuk memilih calon
peserta didik yang tergolong paling baik dari sekian banyak calon yang
mengikuti tes.
Sebagai tindak lanjut dari hasil tes seleksi,
maka para calon yang dipandang memenuhi batas persyaratan minimal yang telah
ditentukan dinyatakan sebagai peserta tes yang lulus dan dapat diterima sebagai
siswa baru, dinyatakan tidak lulus dan karenanya tidak dapat diterima sebagai
siswa baru.
Tes awal
Tes awal sering dikenal dengan istilah
pre-test. Tes jenis ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh
manakah materi atau bahan pelajaran yang akan diajarkan telah dapat dikuasai
oleh para peserta didik. Jadi tes awal adalah tes yang dilaksanakan sebelum
bahan pelajaran diberikan kepada peserta didik. Karena itu maka butir-butir
soalnya dibuat yang mudah-mudah.
Setelah tes awal berakhir, maka sebagai tindak
lanjutnya adalah :
Jika dalam tes awal itu semua materi yang
ditanyakandalam tes sudah dikuasai dengan baik oleh peserta didik, maka materi
yang telah ditanyakan dalam tes awal itu tidak diajarkan lagi.
Jika materi yang dapat dipahami oleh peserta
didik baru sebagian saja, maka yang diajarkan adalah materi pelajaran yang
belum cukup dipahami oleh para peserta didik tersebut.
Tes akhir
Tes akhir sering dikenal dengan istilah
post-test. Tes akhir dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui apakah semua materi
pelajaran yang tergolong penting sudah dapat dikuasai dengan sebaik-baiknya
oleh para peserta didik.
Tes diagnostik
Tes diagnostik adalah tes yang dilaksanakan
untuk menentukan secara tepat. Jenis kesukaran yang dihadapi oleh para peserta
didik dalam suatu pelajaran tertentu. Dengan diketahuinya jenis-jenis kesukaran
yang dihadapi oleh para peserta didik dalam suatu mata pelajaran tertentu.
Dengan diketahuinya jenis-jenis kesukaran yang dihadapi oleh peserta didik itu
maka lebih lanjut akan dapat dicarikan upaya berupa pengobatan yang tepat. Tes
diagnostik juga bertujuan ingin menemukan jawab atas pertanyaan “apakah peserta
didik sudah dapat menguasai pengetahuan yang merupakan dasar atau landasan
untuk dapat menerima pengetahuan selanjutnya?”.
Materi yang ditanyakan dalam tes diagnostik
pada umumnya ditekankan pada bahan-bahan tertentu yang biasanya atau menurut
pengalaman sulit dipahami siswa. Tes jenis ini dapat dilaksanakan secara lisan,
tertulis, perbuatan atau kombinasi dari ketiganya.
Tes formatif
Tes formatif adalah tes hasil belajar yang
bertujuan untuk mengetahui, sudah sejauh manakah peserta didik “telah
terbentuk” setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu
tertentu. Tes formatif ini biasanya dilaksanakan di tengah-tengah perjalanan
program pengajaran, yaitu dilaksanakan pada setiap kali satuan pelajaran atau
subpokok bahasan berakhir atau dapat diselesaikan. Di sekolah-sekolah tes
formatif ini biasa dikenal dengan istilah “ulangan harian”.
Tindak lanjut yang perlu dilakukan setelah
diketahuinya hasil tes formatif adalah :
a)
Jika materi yang diteskan itu telah dikuasai dengan baik, maka pembelajaran
dilanjutkan dengan pokok bahasan yang baru.
b)
Jika ada bagian-bagian yang belum dikuasai, maka sebelum dilanjutkan dengan
pokok bahasan baru, terlebih dahulu diulangi atau dijelaskan lagi bagian-bagian
yang belum dikuasai oleh peserta didik.
Tes sumatif
Tes sumatif adalah tes hasil belajar yang
dilaksanakan setelah sekumpulan satuan program pengajaran selesai diberikan.
Tes sumatif dilaksanakan secara tertulis, agar semua siswa memperoleh soal yang
sama. Butir-butir soal yang dikemukakan dalam tes sumatif ini pada umumnya juga
lebih sulit atau lebih berat daripada butir-butir soal tes formatif. Yang
menjadi tujuan utama tes sumatif adalah untuk menentukan nilai yang
melambangkan keberhasilan peserta didik setelah mereka menempuh proses
pembelajaran dalam jangka waktu tertentu.
Berdasarkan
Aspek Psikis
Tes intelegensi, yakni tes yang dilaksanakan dengan tujuan untuk
mengungkap atau mengetahui tingkat kecerdasan seseorang.
Tes kemampuan, yakni tes yang dilaksanakan dengan tujuan untuk
mengungkap kemampuan dasar atau bakat khusus yang dimiliki oleh testee.
Tes sikap, yakni salah satu jenis tes yang dipergunakan untuk
mengungkap predisposisi atau kecenderungan seseorang untuk melakukan suatu
respon tertentu terhadap dunia sekitarnya, baik berupa individu-individu maupun
obyek-obyek tertentu.
Tes kepribadian,
yakni tes yang dilaksanakan dengan tujuan mengungkap ciri-ciri khas dari
seseorang yang banyak sedikitnya bersifat lahiriah.
Tes hasil belajar, yang juga sering dikenal dengan istilah tes
pencapaian, yakni tes yang biasa digunakan untuk mengungkap tingkat pencapaian
atau prestasi belajar.
III.
Penggolongan Lain – Lain
Dari Segi Yang
Mengikuti Tes
Tes individual
Yaitu tes dimana tester hanya berhadapan
dengan satu orang testee saja.
Tes kelompok
Yaitu tes dimana tester berhadapan dengan
lebih dari satu orang testee.
Dari segi waktu
Power tes yakni tes
dimana waktu yang disediakan buat testee untuk menyelesaikan tes tersebut tidak
dibatasi.
Speed tes yaitu tes
dimana waktu yang disediakan buat testee
untuk menyelesaikan tes tersebut dibatasi.
Dari segi responnya
Verbal tes , yakni
suatu tes yang menghendaki respon yang tertuang dalam bentuk ungkapan kata-kata
atau kalimat, baik secara lisan maupun secara tertulis.
Non verbal tes,
yakni tes yang menghendaki respon dari testee bukan berupa ungkapan kata-kata
atau kalimat, melainkan berupa tindakan atau tingkah laku, jadi respon yang
dikehendaki muncul dari testee adalah berupa perbuatan atau gerakan-gerakan
tertentu.
Dari cara mengajukan
tanya – jawab
Tes tertulis yakni
jenis tes dimana tester dalam mengajukan
butir-butir pertanyaan atau soalnya dilakukan secara tertulis dan testee
memberikan jawabannya juga secara tertulis.
Tes lisan yakni tes
dimana didalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan atau soalnya dilakukan secara
lisan dan testee memberikan jawabannya secara lisan pula.
6. Fungsi Tes
1)
Fungsi Untuk Kelas
a.
Mengadakan diagnosis terhadap kesulitan belajar siswa
b.
Mengevaluasi celah antara bakat dengan pencapaian
c.
Menaikkan tingkat prestasi
d.
Mengelompokkan siswa dalam kelas pada waktu metode kelompok
e.
Merencanakan kegiatan proses belajar mengajar untuk siswa secara perorangan
f.
Menetukan siswa mana yang memerlukan bimbingan khusus
g.
Menentukan tingkat pencapaian untuk setiap anak
2)
Fungsi Untuk Bimbingan
a.
Menentukan arah pembicaraan dengan orang tua tentang anak mereka
b.
Membantu siswa dalam menentukan pilihan
c.
Membantu siswa mencapai tujuan pendidikan dan jurusan
d.
Memberi kesempatan kepada pembimbing, guru, dan orang tua dalam memahami
kesulitan anak.
3)
Fungsi Untuk Adminitrasi
a.
Memberi petunjuk dalam mengelompokkan siswa
b.
Penempatan siswa baru
c.
Membantu siswa memilih kelompok
d.
Menilai kurikulum
e.
Memperluas hubungan masyarakat
f.
Menyediakan informasi untuk badan-badan lain
7.
Bentuk-bentuk Tes
1)
Tes Subjektif
Pada umunya berbentuk esai (uraian). Tes
bentuk esai adalah sejenis tes kemajuan belajar yang memerlukan jawaban yang
bersifat pembahasan atau uraian kata-kata.
Kebaikan tes subjektif :
Mudah disiapkan dan disusun
Tidak memberi banyak kesempatan untuk
berspekulasi atau untung-untungan
Mendorong siswa untuk berani mengemukakan
pendapat serta menyusun dalam bentuk kalimat yang bagus
Memberi kesempatan kepada siswa untuk
mengutarakan maksudnya denga gaya bahasa dan cara sendiri
Dapat diketahui sejauh mana siswa mendalami
sesuatu masalah yang diteskan
Kelemahan tes subjektif :
Kadar validitas dan realibilitasnya rendah
karena sukar diketahui segi-segi mana dari siswa yang betul-betul telah
dikuasai
Kurang representative dalam hal mewakili
seluruh scope bahan pelajaran yang akan dites karena soalnya hanya beberapa
buah saja
Kurang representative dalam hal mewakili
seluruh scope bahan pelajaran yang akan dites karena soalnya hanya beberapa
buah saja
Cara pemeriksaannya banyak dipengaruhi oleh
unsur-unsur subjektif
Pemeriksaannya lebih sulit sebab membutuhkan
pertimbangan individual
Waktu untuk mengoreksinya lama dan dapat
diwakilkan kepada orang lain.
2)
Tes Objektif
Tes objektif adalah tes yang dalam
pemeriksaannya dapat dilakukan secara objektif. Hal ini memang dimaksudkan
untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dari tes bentuk esai.
Kebaikan tes objektif :
Mengandung lebih banyak segi-segi yang
positif, lebih representative mewakili isi yang luas
Lebih mudah dan cepat cara pemeriksaannya
Pemeriksaannya dapat diserahkan kepada orang
lain
dalam pemeriksaannya tidak ada unsur subjektif
yang mempengaruhi.
Kelemahan tes objektif:
Persiapan untuk menyusunnya jauh lebih sulit
daripada esai karena soalnya banyak dan harus teliti untuk menghindari
kelemahan-kelemahan yang lain
Soal-soalnya cenderung untuk mengungkapkan
ingatan dan daya pengenal kembali saja, dan sukar untuk mengukur proses mental
yang tinggi
Banyak kesempatan untuk main untung-untungan
“Kerja sama” antar siswa pada waktu
mengerjakan soal tes lebih terbuka.
8.
Macam-macam Tes
a. Tes benar-salah (true-false)
b. Tes pilihan ganda (multiple choice test)
c. Menjodohkan (matching test)
d. Tes isian (completion test)
a. Tes benar-salah (true-false)
b. Tes pilihan ganda (multiple choice test)
c. Menjodohkan (matching test)
d. Tes isian (completion test)
B. Pengertian Tes Kraeplin
Tes Kraeplin adalah suatu tes yang bertujuan
untuk mengetahui tingkat ketelitian anda,tingkat ketahanan kerja anda,tingkat
kecepatan kerja anda, serta tingkat kestabilan anda di dalam bekerja.
Tes
Kraeplin ini bentuk tes yang berisi berbagai tahap penyelesaian kombinasi
bilangan yang intinya akan menilai aspek disesuaikan dengan kebutuhan pengada
tes atau rekruiter
C. Tujuan Tes Kraeplin
Tujuan
Tes Kraeplin yaitu untuk mengukur karakter seseorang pada beberapa aspek
tertentu yaitu :
Aspek Keuletan (daya tahan)
Pada tes ini akan di uji seberapa ulet
seseorang menyelesaikan masalah rumit dan ambigu, dalam tempo yang terbatas, dan
bagaimana tingkat kestabilannya.
Aspek Kemauan atau kehendak individu
Tes ini akan mengukur kemauan dan motivasi
seseorang saat mengerjakan hal-hal yang pelik yang biasanya khusus untuk tes
ini diilustrasikan dalam bentuk angka-angka dan pola perhitungan bilangan, baik
operasi bilangan dasar, middle, sampai advance.
Aspek Emosi
Tes ini mengukur kemampuan seseorang dalam
merendam dan mengendalikan diri pada sat sedang di press dengan pekerjaan pada
fass dan tahap yang cukup pelik.
Aspek Penyesuaian Diri
Tes ini bisa di gunakan untuk mengukur
kecepatan seseorang dalam menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan sesuatu
yang mungkin benar-benar baru.
Aspek Stabilitas Diri
Mengukur tingkat kestabilan dari tingkat ke
tingkat tes, karena tes kraeplin memiliki beberapa map dan jenis, biasanya
dalam beberapa tahap tes.
D. Pengertian BK Karir
Menurut Winkel (2005:114) bimbingan karir
adalah bimbingan dalam mempersiapkan diri menghadapi dunia kerja, dalam memilih
lapangan kerja atau jabatan /profesi tertentu serta membekali diri supaya siap
memangku jabatan itu, dan dalam menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan dari
lapanan pekerjaan yang dimasuki. Bimbingan karir juga dapat dipakai sebagai
sarana pemenuhan kebutuhan perkembangan peserta didik yang harus dilihat
sebagai bagaian integral dari program pendidikan yang diintegrasikan dalam
setiap pengalaman belajar bidang studi.
. Bimbingan karir adalah suatu proses bantuan,
layanan dan pendekatan terhadap individu (siswa/remaja), agar individu yang
bersangkutan dapat mengenal dirinya, memahami dirinya, dan mengenal dunia kerja
merencankan masa depan dengan bentuk kehidupan yang diharapkan untuk menentukan
pilihan dan mengambil suatu keputusan bahwa keputusannya tersebut adalah paling
tepat sesuai dengan keadaan dirinya dihubungkan dengan persyaratan-persyaratan
dan tunutan pekerjaan / karir yang dipilihnya (Ruslan A.Gani : 11)
. Menurut Herr bimbingan karir adalah
suatu perangkat, lebih tepatnya suatu program yang sistematik, proses, teknik,
atau layanan yang dimaksudkan untuk membantu individu memahami dan berbuat atas
dasar pengenalan diri dan pengenalan kesempatan-kesempatan dalam pekerjaan,
pendidikan, dan waktu luang, serta mengembangkan ketrampilan-ketrampilan
mengambil keputusan sehingga yang bersangkutan dapat menciptakan dan mengelola
perkembangan karirnya (Marsudi, 2003:113).
. Menurut Hatari (1983, dalam Sukardi 1992),
bimbingan vakasional/ jabatan adalah pelayanan yang berpusat pada pemberian
informasi kepada konseli. Hal yag diutamakan dalam pelayanan ini adalah
penyeberluasan informasi jabatan dan pasar kerja. Istilah bimbingan karir
mengandung konsep yang lebih luas. Bila bimbingan jabatan menekankan pada
keputusan yang sangat menentukan pekerjaan tertentu, bimbingan karir
menitikberatkan kepada perencanaan kehidpan seseorang dengan mempertimbangkan
keadaan diri dan lingkungannya agar individu memperoleh peranan ositif yang
layak dilaksanakan dalam masyarakat.
. Bimbingan karir juga merupakan suatu proses
membentuk seseorang untuk mengerti dan menerima gambaran tentang diri
pribadinya dan gambaran tentang dunia kerja itu untuk akhirnya dapat memilih
bidang pekerjaan, memasukinya da membina karir dalam bidang tersebut
(Natawidjaja, 1991)
. Bimbingan karir merupakan salah satu jenis
bidang bimbingan dalam Bimbingan dan Konseling. Para siswa memperoleh informasi
mengenai karir dari Guru Pembimbing melalui layanan Bimbingan Karir. Secara
umum tujuan bimbingan karir di sekolah adalah untuk membantu siswa memiliki
keterampilan dalam mengambil keputusan mengenai karir dimasa depan (Kasim,
2001).
. Definisi dari The National Guidance
Association, diadopsi dari Super (1951), adalah “proses membantu seseorang
mengembangkan menerima gambaran diri yang terintegrasi dan adekuat dan
peranannya dalam dunia kerja, mengetes konsepnya dalam realitas, dengan
kepuasan bagi dirinya dan keuntungan bagi masyarakat” (Sears, 1982).
. Bimbingan karir adalah bantuan layanan yang
diberikan kepada individu-individu untuk memilih, menyiapkan, menyesuaikan dan
menetapkan dirinya dalam pekerjaan yang sesuai serta memperoleh kebahagiaan
daripadanya (Dewa Ketut Sukardi 1987:22).
. Menurut Mohamad Surya, bimbingan karir
merupakan salah satu jenis bimbinganyang berusaha membantu individu dalam
memecahkan masalah karir, untuk memperoleh penyesuaian diri yang sebaik-baiknya
antara kemampuan dengan
lingkungan hidupnya, memperoleh keberhasilan
dan perwujudan diri dalam perjalanan hidupnya.
. Menurut Gibson & Mitchell, Bimbingan
Karir sebagai proses perkembangan yang berkelanjutan yang membantu
individu-individu dalam rangka persiapan karir hidupnya melalui intervensi
kurikulum secara aktif yang memungkinkan mereka bisa membuat perencnaan karir,
pembuatan keputusaan, menguasai perkembangan keterampilan, informasi karir dan
pemahaman diri.
. Menurut Munandir, Bimbingan Karir adalah
kegiatan dan layanan bantuan kepada para peserta didik dengan tujuan agar
mereka memperoleh pemahaman dunia kerja dan akhirnya mampu menentukan pilihan
kerja dan menyusun perencanaan karir.
Dari pengertian diatas yang di uraikan oleh
Para Ahli BK Karir dapat disimpulkan bahwa bimbingan karir merupakan suatu
proses bantuan, layanan, pendekatan terhadap individu agar dapat mengenal dan
memahami dirinya, mengenal dunia kerja, merencanakan masa depan yang sesuai
dengan bentuk kehidupan yang diharapkannya, mampu menentukan dan mengambil
keputusan secara tepat dan bertanggung jawab atas keputusan yang diambilnya itu
sehingga mampu mewujudkan dirinya secara bermakna.
E. Perbedaan Karir, Pekerjaan, Dan
Profesi/Jabatan
1. KARIR
Karir merupakan suatu kondisi yang menunjukkan
adanya peningkatan status kepegawaian seseorang dalam suatu organisasi sesuai
dengan jalur karir yang telah ditetapkan organisasi. karir adalah semua
pekerjaan atau jabatan yang dipegang selama masa kerja seseorang. Karir
menunjukkan perkembangan para karyawan secara individual dalam suatu jenjang
atau kepangkatan yang dapat dicapai selama masa kerjanya dalam suatu
organisasi. Karier merupakan suatu arah umum yang dipilih oleh seseorang
untuk mengejar keseluruhan kehidupan kerjanya (Mondy dan Noe, 1996). karir
mempunyai 3 (tiga) pengertian karir yang berbeda, yaitu:
Karir sebagai suatu rangkaian promosi jabatan
atau mutasi ke jabatan yang lebih tinggi dalam jenjang hirarki yang dialami
oleh seorang tenaga kerja selama masa kerjanya.
Karir sebagai suatu penunjuk pekerjaan yang
memiliki gambaran atau pola pengembanganyangjelasdansistematis.
Karir sebagai suatu sejarah kedudukan
seseorang, suatu rangkaianØ pekerjaan atau posisi yang pernah dipegang seseoranga selama masa
kerjanya. Oleh karena itu, pengertian yang terakhir ini sangat luas dan
umum, karena setiap orang pasti mempunyai sejarah pekerjaan yang berarti setiap
orang pasti mempunyai karir.
PEKERJAAN
Pekerjaan adalah barang apa yang dilakukan
(diperbuat, dikerjakan, dsb), pencaharian, yang dijadikan pokok penghidupan,
sesuatu yang dilakukan untuk mendapat nafkah.
PROFESI
Profesi, adalah pekerjaan yang dilakukan
sebagai kegiatan pokok untuk menghasilkan nafkah hidup dan yang mengandalkan
suatu keahlian yaitu:
1. Mengandalkan suatu
keterampilan/keahlian khusus
2. Dilaksanakan sebagai
suatu pekerjaan/kegiatan utama
3. Dilaksanakan dengan
keterlibatan pribadi yang mendalam.
JABATAN
Kedudukan yang menetapkan tugas, wewenang,hak
dan tanggung jawab yang melekat pada seorang pekerja dalam suatu satuan
organisasi.
F. Arah Karir
Setiap melangkah pasti memiliki arah pilihan,
seperti Menurut Sukardi (1993:5), “pilihan setiap jabatan adalah suatu tindakan
ekspresi yang memantulkan motivasi, pengetahuan, kepribadian dan kemampuan
seseorang”. Konsep perkembangan dan pemilihan pekerjaan atau karir Menurut
Ginzberg dikelompokkan dalam Tiga unsur yaitu Proses (bahwa pilihan pekerjaan
itu merupakan suatu proses), Irreversibilitas (bahwa pilihan pekerjaan itu tidak
bisa di rubah atau di balik), Kompromi (bahwa pilihan pekerjaan itu merupakan
kompromi antara faktor-faktor yang main yaitu mianat, kemampuan, dan nilai),
dan Optimasi yang merupakan teori (individu yang mencari kecocokan kerja). Dan subjek
harus memiliki bakat, minat, dan lain-lain. Tapi tekadang bakat dan Minatpun
biasanya tersembunyi. Karena disetiap individu memiliki kecenderungan seperti
malu (tidak percaya diri), dan takut.
Nama :Slamet Sukirman
Subjek dalam Stabilan sedang.
Pekerjaan :Subjek lebih suka pekerjaan yang
terbuka, seperti menjual jasa.
Ketahanan :Subjek tidak tahan duduk lama
dengan sambil berhitung.
Ketahanan Pekerjaan :Subjek sangatlah suka
pekerjaan yang berhubungan jasa atau terbuka. Karena subjek lebih tahan dengan
pekerjaan tersebut.
Nama :Aris Prasetyo
Subjek dalam Stabilan sedang.
Pekerjaan :Subjek lebih suka pekerjaan yang
terbuka, seperti menjual jasa, usaha dagang, dan hampir mirip dengan subjek
diatas (slamet).
Ketahanan :Subjek tidak tahan bila dikasih
peraturan yang ketat atau yang menyangkut kebatinan subjek tersebut.
Ketahanan Pekerjaan :Subjek lebih tahan dengan
pekerjaan dagang dan pertanian.
Nama :Irpan Zaenal Aripin
Subjek dalam Stabilan sangatlah Normal.
Pekerjaan :Subjek sangat pantas menjadi Guru
Matematika karena subjek sangatlah cepat dalam mengerjakan soal Tes Kraeplin.
Ketahanan :Subjek lebih tahan dengan layaknya
Guru Matematika, karena subjek termotivasi dengan Guru dan Dosennya.
Ketahan Pekerjaan :Subjek lebih tahan dengan
pekerjaan yang sibuk. Karena subjek lebih nyaman dengan pekerjaan yang sesuai
dengan Progdinya(PMTK)
BAB III
LAPORAN
A. Pelaksanaan Tes Kraeplin
Pada pelaksanaan Tes Kraeplin yang saya lakukan,
yaitu pada tanggal 26 Desember 2012
dan bertempat di Universitas Pancasakti Tegal pada pukul 14.00 WIB sampai
dengan selesai.
B.
Jumlah Testee
Dalam
pelaksanaan Tes Kraeplin yang telah tester lakukan, jumlah testee yang
mengikuti tes ada 3 orang, 1 Mahasiswa satu kelas, 2 Mahasiswa ( 1 Progdi PPKN,
2 Progdi PMTK). Semuanya terdiri dari mahasiswa Universitas Pancasakti Tegal.
C. Identitas Tes Tee
Identitas testee yang saya ketahui dari
pelaksanaan Tes Kraeplin ini adalah sebagai berikut :
Nama : Slamet Sukirman
Alamat :
Tegal, Slawi
Sekolah : Universitas Pencasakti Tegal
Program Studi : Bimbingan Dan Konseling / III
D
Nama : Aris Prasetyo
Alamat : Petarukan, Pemalang
Sekolah :
Universitas Pancasakti Tegal
Program Studi : PPKN / VII C
Nama : Irpan Zaenal Aripin
Alamat : Suradadi, Tegal
Sekolah :
Universitas Pancasakti Tegal
Program Studi : PMTK / V A
D. Hasil Analisis Tes Kraeplin
1.
Slamet Sukirman
Salah
(S) = 50
Nilai
Tertinggi = 17, Deret Tertinggi-Deret Rendah= 17-6
Nilai
Rendah =
6 = 11
Jumlah
deret : 50 = 190: 50
=
3,8 ( jumlah dari masing-masing deret).
Saran karir :
Subjek sangat pantas bekerja di Pertanian dan
mencari motifasi yang mudah di kerjakan, di tliti, dan mudah di dapat secara
cepat.
Pada Aspek Kecepatan, Subjek mendapatkan poin
3,8 (lemot atau lelet)
Di dalam Aspek Ketelitian Kerja, Subjek
mendapatkan poin 50 (ta’terhingga). Dan Subjek sangat tidak teliti dalam
melakukan Tes Kraeplin.
Dalam Kejegan Kerja, Subjek mendapatkan poin
50 (sedang).
2. Aris Prasetyo
Salah
(S) = 10
Nilai
Tertinggi = 19, Deret Tertinggi-Deret Rendah= 19-7
Nilai
Rendah = 7 =
12
Jumlah
deret : 50 = 537:50
= 10,74 ( jumlah dari masing-masing
deret).
Saran Karir :
Subjek sangat bagus bila membuka lahan
pertanian, UD (usaha dagang), dan usaha kredit. Karena:
Dalam Apek Kecepatan, Subjek mendapatkan poin
10,74 (lemot atau lelet).
Dalam Aspek Ketelitian Kerja, Subjek
mendapatkan poin 75 (sedang atau biasa).
Di Aspek Keajegan Kerja, Subjek mendapatkan 50
(sedang).
3.Irpan Zaenal Aripin
Salah (S) = 0 (Tidak Ada)
Nilai
Tertinggi = 28, Deret Tertinggi-Deret Rendah= 28-13
Nilai
Rendah = 13 = 15
Jumlah
deret : 50 = 909 : 50
= 18,18 ( jumlah dari masing-masing
deret).
Saran Karir :
Subjek sangatlah pantas menjadi Guru
Matematika, dan Subjek sangat pantas lagi bila menjadi pegawai Bank. Karena:
Subjek di aspek kecepatan, Subjek mendapatkan
poin 18,18, maka dari itu Subjek di kata gorikan sangat cepat.
Pada Aspek Ketelitian Kerja, Subjek sangatlah
teliti dalam melakukan ketelitian kerjanya. Seperti kemarin, Subjek mengerjakan
Tes Kraeplin sangat teliti tidak ada keraguan dan Subjek mendapatkan poin 99
(sangat teliti).
Dalam Keajegan Kerja, Subjek mendapatkan poin
90 (sangat cepat).
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Laporan
ini merupakan hasil tugas tester dalam melaksanakan Tes Kraeplin yang dilakukan
di kampus Universitas Pancasakti Tegal.
Berdasarkan data-data yang telah tester peroleh maka dapat disimpulkan
sebagai berikut :
Tes Kraeplin merupakan tes untuk mengetahui
tingkat ketelitian,tingkat ketahanan,tingkat kecepatan, dan tingkat kestabilan
seseorang di dalam bekerja.
Tes Kraeplin bertujuan untuk memberikan
motifasi kepada Testee.
Kegiatan Tes Kraeplin ini semata-mata untuk
dapat mengetahui dan mengembangkan kemampuan Testee di dalam bekerja.
B. Saran
Setelah menyusun laporan hasil Tes
Kraeplin ini, tester memiliki beberapa
saran-saran antara lain :
Perlu adanya pelatihan tes guna untuk
mengetahui tata cara Tes Kraeplin.
Tingkatkan kemampuan testee dalam pelaksaan
Tes Kraeplin, yaitu dengan sering melakukan latihan menghitung, agar testee
dapat cepat memahami tes kraeplin yang telah dilakukan.
Bagi testee untuk lebih teliti,konsentrasi
dalam mengerjakan sesuatu.
C. Daftar Pustaka
Guidance and Counseling di 16:19
Tri Yuniati di 05:55
Tidak ada komentar:
Posting Komentar